last update : 31 July 2003
Minyak Kelapa dan Urin Obat Alternatif untuk HIV/AIDS
Iwan. T. Budiarso, DVM., M.Sc., Ph. D., APU
Di dalam bukunya : The Healing Miracles of Coconut Oil” (Minyak Kelapa Penyembuh Yang Ajaib, cetakan ke-3, 2003) Dr. Bruce Fife melaporkan suatu kejadian kasus sebagai berikut.
Pada bulan September 1996 seorang pasien HIV/AIDS bernama Chris Dafoe, tinggal di Cloverdale, Indiana, Amerika, merasa bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Berat badannya terus menurun secara drastis, demikian juga tenaga dan kekuatannya makin lama makin berkurang. Dia merasakan tubuhnya semakin hari semakin parah. Hal ini diakibatkan karena infeksi virus HIV–nya telah merajarela menggerogoti seluruh bagian tubuhnya. Hasil pemeriksaan laboratorium yang terakhir menunjukkan bahwa di dalam darahnya telah ditemukan lebih dari 600,000 virus RNA dan ini merupakan suatu indikasi bahwa dia sudah benar-benar dekat diambang pintu kematian. Dalam kondisi untuk menyongsong hari kematiannya itu, ia segera menjual semua harta bendanya dan mulai mempersiapkan keperluan pemakamannya. Semua biaya keperluan untuk pembelian peti mati, sebidang tanah pekuburan dan biaya yang diperlukan untuk pengurusan upacara penguburuannya telah dilunasi di muka . Sebelum ia mati, dia ingin mengabulkan untuk dirinya sendiri satu nazar dengan menggunakan semua sisa kekuatan dan tenaganya yang terakhir, untuk pergi berlibur ke suatu daerah pedalaman di salah satu hutan di kepulauan pasifik. Ahkirnya ia memilih suatu negara kecil, yakni Republik Suriname. Setibanya di sana ia langsung melanjutkan perjalanannya ke daerah pedalaman dan tinggal bersama dengan masyarakat suku Indian. Selama tinggal di sana, dia menjalani kehidupan sesuai dengan adat istiadat mereka, dan makan makanan seperti yang sehari-hari dimakan oleh para penduduk setempat. Setiap hari disajikan masakan yang selalu mengandung campuran buah kelapa.
Pada suatu hari, kepala suku Indian itu memberi tahu Dafoe, katanya ” mereka menggunakan buah kelapa sebagai bahan dasar utama untuk membuat segala macam ramuan obat-obatan. Mereka juga memakai santan kelapa yang dicampur dengan berbagai bahan dari berbagai jenis pohon dan rempah-rempah yang ditemukan di sekitar hutan untuk meramu segala jenis obat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Setiap pagi sarapan rutin mereka adalah suatu sajian yang selalu dicampur dengan buah kelapa yang dimasak dan dikatakan sajian seperti ini merupakan pencegahan penyakit. Selama melakukan kehidupan di kampung suku Indian tersebut, keadaan kesehatan Dafoe setiap hari mengalami kemajuan, kekuatan dan tenaganya semakin hari makin terasa meningkat, dan berat badannya pun mengalami kenaikan tidak kurang dari 16 kilogram. Setelah menghabiskan 6 minggu berlibur, ia lalu pulang ke Amerika dan langsung pergi memeriksakan keadaan kesehatannya. Kali ini, hasil pemeriksaan laboratoriumnya menunjukkan bahwa yang semula di darahnya terinfeksi berat dengan virus HIV, sekarang sudah sangat berkurang sekali, sampai-sampai sangat sulit untuk mendeteksinya.
Dafoe lalu meneruskan kebiasaannya makan kelapa yang dimasak sebagai sarapan pagi dan dicampur dengan biji sereal panas. Dia yakin bahwa kebiasaan sarapan dengan campuran buah kelapa yang dimasak setiap hari telah dapat mengontrol infeksi virus HIV-nya. Sekarang ia sudah bisa mengenyam kembali kehidupan yang normal dan merasa berbahagia. Dengan semangat hidup yang baru saja ia peroleh, ia berkata, “Saya merasa sehat dan segar bugar kembali. Semangat dan tenaga saya sekarang jauh lebih baik daripada sebelumnya.”
Minyak Kelapa atau Kelentik dapat membunuh Virus HIV
Apakah bedanya antara lemak dan minyak? Istilah lemak dan minyak sering kali dipakai secara serabutan. Secara harafiah perbedaan yang sebenarnya adalah; yang pertama akan tetap berbentuk padat (solid) pada suhu kamar, sedangkan yang kedua akan tetap berbentuk cair (liquid). Sebagai contoh, “lard” (gajih) disebut lemak, sebaliknya minyak jagung disebut minyak. Padahal keduanya adalah golongan lemak dan dalam istilah ilmu kimia disebut fats atau fatty acids.
Lemak jenuh adalah trigleserida (triglyceride), demikian pula lemak tidak jenuh adalah trigleserida juga. Setiap molekul trigleserida mengandung 3 molekul asam lemak.
Berdasarkan struktur kimiawinya, ada atau tidaknya ikatan ganda dalam molekul asam lemak yang terkandung dalam trigleserida, jenis lemak dapat dibagi menjadi 3 kelompok; yakni (1) Lemak jenuh (saturated fatty acids), (2) Lemak tak Jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acids)) dan (3) Lemak jenuh ganda (Poly-unsaturated fatty acids). Lihat Gambar 1 dibawah ini:
Gambar 1. Contoh Jenis-jenis Asam Lemak
Saturated Fatty Acid (SFA = Asam Lemak Jenuh)
H H H H H H H H H H H H H H H H O
│ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ ║
H—C—C—C—C—C—C—C—C—C—C—C—C—C—C—C—C—C—O—H
│ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │
H H H H H H H H H H H H H H H H
Di mana semua atom karbon (C) telah diikat jenuh oleh atom hidrogen (Asam Stearik).
Mono-Unsaturated Fatty acid (MUFA = Asam lemak tak jenuh tunggal)
H H H H H H H H H H H H H H H O
│ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ ║
H—C—C—C—C—C—C—C—C—C═C—C—C—C—C—C—C—C—C—O—H
│ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │
H H H H H H H H H H H H H H H H H
Di mana satu pasang atom hidrogen diganti oleh 1 ikatan ganda (Asam Oleik).
Poly-Unsaturated Fatty Acid (PUFA = Asam lemak tak Jenuh Ganda)
H H H H H H H H H H H H H O
│ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ ║
H—C—C—C—C—C—C—C═C—C—C ═C—C—C—C—C—C—C—C—O—H
│ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │
H H H H H H H H H H H H H H H H H H
Di mana 2 pasang atom karbon, masing-masing diikat oleh 1 ikatan ganda (Asam Linoleik).
Di samping pengelompokan tersebut di atas, asam lemak juga bisa dikelompokan berdasarkan banyaknya jumlah atom karbon dalam satu molekul.
1. Asam Lemak berantai pendek (Shot Chain Fatty Acids = SCFA), jumlah atom karbon terdiri dari 2 s/d 6.
2. Asam lemak berantai sedang (Medium Chain Fatty Acids = MCFA), jumlah atom karbon dari 8 s/d 16.
3. Asam lemak berantai panjang (Long Chain Fatty Aicds = LCFA), jumlah atom karbon jumlahnya dari 18 s/d 24
Minyak kelapa dan jenis minyak palm lainnya merupakan jenis minyak yang secara alamiah mengandung asam lemak golongan rantai sedang (MCFA) dan rantai pendek (SCFA) yang kadarnya paling tinggi di antara semua jenis minyak goreng. Sifat yang istimewa inilah yang membedakan minyak kelapa dan minyak sawit dengan minyak goreng lainnya. Minyak sayur sama sekali tidak mengandung MCFA, sedangkan minyak palm jenis lain hanya mengadung sedikit sekali MCFA. Minyak kelapa dan sawit merupakan sumber MCFA yang paling kaya di antara semua minyak goreng. Minyak sawit mengandung 58 % MCFA dan minyak kelapa memgandung 64% MCFA. Karena kedua jenis minyak ini mempunyai kadar MCFA yang paling tinggi, maka baik secara biologis maupun kimiawi mempunyai pengaruh dan dampak positif dan istimewa terhadap kondisi kesehatan tubuh kita, dan juga mempunyai sifat pembunuh mikroba (Tabel 2).
Jenis MCFA yang terkandung dalam minyak kelapa adalah jenis asam lemak jenuh berantai sedang (MCFA) seperti asam laurat (luaric acid), asam kaprilik (Caprylic acid) dan asam kaprik (Capric acid) ( Tabel 1). Dalam tubuh asam laurat, asam kaprilik dan asam kaprik akan langsung diserap dan dimetaboliser di dalam hati untuk memprodoksi energi. Jadi tidak terbentuk lemak dan tidak pula membuat kolesterol. Sifat lain yang sangat berharga dan istimewa dari ketiga asam lemak jenuh rantai sedang itu, ialah mempunyai potensi untuk membunuh mikroba-mikroba, yang pembungkus kapsul (Cell membrane)-nya terdiri dari lapisan asam lemak tak jenuh berantai panjang (LCFA), dengan cara menghancurkan sel membrannya. Beberapa jenis mikroba sudah dibuktikkan peka terhadap asam lemak jenuh rantai sedang
Dengan demikian asam lemak jenuh rantai sedang (MCFA) yang terkandung dalam minyak kelapa, dapat merupakan sejenis antibiotika yang poten. Telah diketahui bahwa kapsul pembungkus virus HIV terdiri dari lapisan asam lemak rantai panjang tak jenuh (LCFA), maka bisa dihancurkan oleh asam lemak sedang yang berasal dari minyak kelapa. Untuk mendukung penemuan tersebut, dibawah ini adalah laporan hasil uji klinik Prof. Dr. Conrado Dayrit, M.D., ahli farmakologi dari University of Phillipines dan juga mantan presiden National Academy of Science and Technology, Phillipines.
Prof. Dayrit melakukan studi banding dengan memakai 14 pasien HIV yang umurnya berkisar antara 22 sampai dengan 38 tahun. Ke-14 pasien ini dibagi menjadi 3 Kelompok. Semua pasien sebelumnya tidak pernah diberi obat anti-HIV. Kelompok I (empat pasien) diberi 22 gram monolaurin (monoglyceride of lauric acid yang berasal dari ekstrak minyak kelapa) per hari. Kelompok II (5 pasien) diberi 7,5 gram monolaurin dan kelompok III (5 pasien) hanya diberi 3,5 sendok makan minyak kelapa saja. Jumlah monolaurin yang terkandung dalam 3,5 sendok makan itu adalah setara dengan 22 gram monolaurin. Setelah 3 bulan perlakuan, ditemukan pada 7 pasien (50%) yang jumlah virus HIV dalam darahnya sudah mulai berkurang. Uji klinik ini diakhiri pada akhir bulan ke-6. Dan dari 14 pasien dalam percobaan ini 9 pasien (64%) mengalami pengurangan jumlah virus dalam darah; di antaranya ditemukan 2 dari 4 pasien (50%) dalam kelompok I, empat dari 5 orang (80%) dalam kelompok II dan 3 penderita dari 5 (60%) dalam kelompok III. Sedangkan 11 pasien mengalami perbaikan dan kenaikan berat badan dan mereka nampak mengalami kemajuan. Hasil sementara uji klinik ini menunjang laporan hasil pengamatan lapangan, bahwa minyak kelapa adalah efektif untuk melawan HIV.
Urin, Sumber Nutrisi dan Kalori Yang Berharga
Hasil penelitian para ahli bidang terapi urin melaporkan, bahwa urin itu bukan cairan sampah yang tidak berguna atau beracun seperti yang disangka oleh sebagian besar para ahli dalam bidang kedokteran dan kesehatan, dan juga oleh orang awam. Urin sebenarnya adalah bahan baku yang sangat berharga untuk pembuatan obat paten (lebih dari 20 macam obat paten dan kosmetika, dan juga merupakan bahan nutrisi dan kalori yang berharga, yang berasal dari ekstrak air seni). Karena urin mengandung berbagai jenis miniral, vitamin, hormon, enzim, anti-bodi, asam amino essensial dan non-essensial, dan senyawa lain yang berguna. Sampai sekarang sudah ditemukan lebih dari 300 macam bahan senyawa aktif. Bahan senyawa ini bukan saja ditemukan dalam bentuk murni, akan tetapi juga sudah dibio-aktifkan, sehingga dengan mudah dapat diserap oleh tubuh tanpa harus membutuhkan bantuan enzim. Jadi dalam proses penyerapannya tidak dibutuhkan energi satu kalori pun. Sekalipun jumlahnya kecil, namun karena didaur ulang dengan cara diminum terus menerus sepanjang hari, maka akan terjadi snow ball effect. Dengan demikian ia sangat bermanfaat bagi orang yang sedang sakit dan lemah tubuh, karena mempunyai efek self-healing power.
Urin Mempunyai Efek Kekebalan
Menurut Prof. Dr. Ryoich Nakao, M. D. Director Miracle Cup of Liquid, Urine Research Institute di Jepang, menyatakan bahwa air seni jelas tidak toksik, walaupun ditemukan beberapa zat toksik atau antigen pada air seni, namun jumlahnya sangat kecil sekali,dan terutama bila seseorang sedang sakit. Zat beracun atau antigen yang dalam jumlah kecil ini mungkin malah menyumbangkan efektifitas dari terapi urin. Bila zat toksik atau antigen (Misalnya HIV) yang sudah lemah (attenuated) masuk kembali ke dalam tubuh, maka mekanisme sistem pertahanan tubuh segera bereaksi. Zat-zat atau antigen yang keluar dari tubuh bersama dengan air seni, adalah sama dengan zat-zat (antigen) yang terlibat dalam proses penyakit yang sedang dialami. Maka antigen atau virus tersebut akan men-stimuler sistem daya pertahanan tubuh untuk membentuk anti-bodi untuk menyerang penyakit yang bersangkutan, dan berarti akan melawan terhadap penyakit yang sedang dideritanya. Proses ini adalah analog seperti yang terjadi bila seorang dokter melakukan vaksinasi, dimana sejumlah kecil antigen atau virus yang sudah dilemahkan (attenuated) disuntikan (DPT, MMR) atau diminumkan (Polio) kembali ke dalam tubuh, sehingga men-stimuler sistem daya pertahanan tubuh memproduksi anti-bodi untuk melawan penyakit yang bersangkutan. Apabila penderita HIV/AIDS meminum air seninya sendiri yang mengadung virus HIV, maka akan merupakan vaksin yang melawan penyakitnya, dalam hal ini disebut auto-vaksin.
Disamping membentuk anti-bodi humoral, air seni juga memacu dan meningkatkan produksi sel-T-limfosit, khususnya pada kasus HIV/AIDS, yang ditingkatkan adalah golongan CD-4. Dengan demikian terapi auto urin sangat bermanfaat dan berkhasiat untuk pengobatan HIV/AIDS.
Dalam pertemuan ilmiah Konferensi Dunia Ke-2 tentang Terapi Urin yang diselenggarakan di Gersfeld, Jerman, pernah dilaporkan 3 hasil pengalaman dan penelitian terapi auto urin terhadap HIV/AIDS dengan perincian sbb: (1) 1 kasus mengenai pengalaman sendiri oleh Cesar Perez Falero, (2) 1 kasus penderita HIV yang dilaporkan oleh Alex Lattanzi, dan (3) laporan hasil pengobatan dari 33 kasus HIV oleh Dr. Victoria Seme. Ketiga laporan tersebut tercantum dalam buku Proceedings Second World Conference on Urine Therapy, Gersfeld, Germany, May 1999. Dan di dalam buku pintar, Terapi Urine, oleh Mega Tantre, Penerbit Taramedia dan Restu Agung, 2001, memuat 5 laporan kesaksian tentang efektivitas terapi urin terhadap HIV/AIDS.
Penutup
Akhir-ahkhir ini hasil cara pengobatan HIV /AIDS dengan metoda multiple drug cocktails sementara cukup berhasil untuk menurunkan beban jumlah virus (virus load) dalam darah, sehingga penderita yang positif HIV tidak cepat-cepat beralih ke stadium lebih lanjut, menjadi AIDS dan mati. Namun dikawatirkan, disamping biaya yang terlalu tinggi ($ 15.000.- /orang /tahun), lama-lama cara ini bisa juga mengakibatkan virusnya menjadi resisten terhadap obat yang digunakan. Oleh karena itu harus dicari cara lain, umpamanya dengan memberikan sejenis makanan tambahan, yang di dalamnya mengandung komponen yang mempunyai sifat dapat menekan atau membunuh virus. Kebetulan sekali penemuan Prof. Jon Kabara dan teamnya dari Michigen State University yang telah melakukan penelitian dan menekuni selama tidak kurang dari 30 tahun, telah menemukan bahwa minyak kelapa mempunyai sifat seperti yang diinginkan. Ternyata bahan aktif yang bersifat seperti antibiotika terkandung dalam minyak kelapa adalah golongan Saturated Mediun Chain Fatty Acids, yang terdiri dari 3 jenis asam lemak, yakni asam laurat (Lauric acid), asam kaprilik (Caprylic acid) dan asam kaprik (Capric acid). Di antara tiga komponen ini, asam laurat adalah yang paling poten dan kadarnya pun yang paling tinggi yakni 48%, sedangkan konsentrasi asam kaprilik dan asam kaprik masing-masing hanya 7 dan 8% saja. Telah dibuktikkan pula bahwa asam lemak jenuh rantai sedang (saturated medium chain fatty acids) ini dapat menghancurkan sel membran, hingga virus HIV menjadi mati (Tabel 2).
Dengan demikian minyak kelapa merupakan jenis minyak yang paling unggul, khas dan istimewa, karena mengandung jenis asam lemak jenuh rantai sedang. Asam laurik yang terkandung 48%, hampir sama tingginya dengan kadar asam laurik yang ditemukan dalam air susu ibu (45-50%).
Bagi penderita HIV/AIDS disamping minum minyak kelapa, dianjurkan pula untuk makan buah kelapa, baik yang masih berbentuk degan, yang muda maupun yang tua, yang masih segar atau yang sudah dikeringan. Minum santen yang segar juga sangat bermanfaat. Dilaporkan bahwa setiap 50 gram buah kelapa kering setara dengan 20-25 gram asam laurat, yang potensial dan sangat dibutuhkan untuk melawan virus HIV.
Sifat lain yang sangat bermanfaat dan berguna bagi kesehatan kita ialah bila minyak kelapa dikonsumsi, di dalam tubuh segera dimetaboliser untuk memproduksi energi dan tidak diubah atau disimpan sebagai deposit lemak dalam jaringan lemak tubuh, dan tidak pula diubah menjadi kolesterol dan masuk ke dalam aliran darah. Sebaliknya semua jenis minyak goreng (yang bukan dibuat dari kelapa) kalau dikonsumsi sebagian akan diubah menjadi lemak dan didipositkan sebagai lemak dalam jaringan lemak tubuh, sebagian lagi menjadi kolesterol dan masuk dalam aliran darah. Ada pula yang lebih gawat lagi, minyak goreng itu mengandung ikatan ganda (double bound) baik asam lemak tak jenuh tunggal atau ganda, jika minyak demikian dipanaskan, maka akan berubah bentuk menjadi Trans. Minyak goreng dengan bentuk trans telah dibuktikan sangat merugikan dan berdampak sangat negatif terhadap kesehatan kita, karena ia bersifat sebagai radical bebas (free radicals ) . Hasil penelitian dari Prof. Jon Kabara dari Michigen State University, telah menyadarkan kita, bahwa hampir selama 3 dekade kita telah dibohongi oleh indusri minyak goreng. Karena mereka mengklaim bahwa minyak murni mereka, yang mengandung mono dan poly-unsaturated, adalah jauh lebih unggul dan aman bagi kesehatan daripada minyak kelapa, sebab katanya tidak akan mengakibatkan pembentukan kolesterol. Sekarang baru diketahui dan telah dibuktikan bahwa itu adalah tidak benar. Demikian pula margarin yang terbuat dari minyak asam lemak tak jenuh tunggal atau ganda, yang dijenuhkan dengan cara memampatkan atom hidrongen pada ikatan gandanya (Hydrogenated unsaturated fatty aicds oil), adalah berbentuk trans juga, jadi bersifat radikal bebas, sehingga dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit degeneratif kronis seperti penyakit jantung koroner, kencing manis, asma, penyakit auto immun, kanker dansebagainya. Demikian pula kalau minyak yang tak jenuh itu dipakai ulang untuk menggoreng (deep fried) beberapa kali, maka akan terjadi polimerisasi, sehingga minyak jelantah itu nampak kental dan berkonsistensi seperti oli mobil. Minyak jelatah demikian berdampak buruk bagi tubuh dan dapat menyebabkan penyakit degeneratif kronis dan kanker. Jika terpaksa, jangan sampai memakai minyak jelantah untuk mengorang lebih dari 4 kali.
Air seni yang diminum akan bekerja secara sinergik dengan minyak kelapa. Karena ia merupakan sumber nutrisi dan kalori yang berharga bagi tubuh yang lemah dan sedang sakit. Ia juga dapat meningkatkan sistem daya pertahanan tubuh dengan memproduksi anti-bodi, baik yang humoral maupun yang selluler (terutama untuk meningkatkan sel-T-limfosit, CD4) sehingga bisa melawan virus HIV/AIDS. Sekalipun pada awalnya jumlah senyawa dalam air seni seperti mineral, vitamin, hormon, enzim, asam-asam amino essenssial dan non-essensial, anti-bodi dsb, jumlahnya kecil sekali, tetapi karena terus didaur secara terus menerus dengan cara diminum setiap kali kencing sepanjang hari selama sedang sakit, maka jumlahnya unsur-unsur yang terkanadung lama kelamaan menjadi besar juga, akibat terjadinya snow ball effect . Dan akhirnya ia mempunyai sifat self healing power untuk menyebuhkan penyakit yang dideritanya. Dengan demikian kombinasi minyak kelapa dan air seni merupakan pasangan yang hormonis dan potensial, karena yang pertama membunuh virusnya dan yang akhir memproduksi anti-bodi melawan penyakitnya.
Yang lebih penting lagi penggunaan minyak kelapa dan air seni sebagai pengobatan alternatif adalah dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan medis. Biaya yang diperlukan hampir tidak berarti, karena minyak kelapa harganya relatif murah dan kalau perlu dibuat sendiri di rumah. Bahan baku buah kelapa tersedia berlimpah ruah di seluruh peloksok Nusantara kita yang tercinta sepanjang tahun tanpa ada habisnya. Sebaliknya air seni yang berasal dari karunia Tuhan, tersedia sepanjang hayat hidup kita dan diberikan secara cuma-cuma. Air seni sendiri dapat diperoleh kapan saja dan dimana saja. Sekarang sudah banyak ditemukan , baik di India, Eropa, Cina, Jepang, Amerika dan negara-negara lain, rumah-sakit rumah-sakit yang melayani pasiennya dengan cara pengobatan pakai air seni. Juga di negara-negara tersebut sudah ada lembaga – lenaga penelitian air seni. Pengobatan terapi auto urin sekarang mengalami kebangkitan yang luar biasa dan sudah mendunia dengan bukti sejak tahun 1996 sudah terselenggaranya 3 kali Konferensi Dunia Tentang Terapi Urin. Yang pertama di India pada bulan Februari 1996, kedua di Jerman pada bulan Mei 1999 dan yang ketiga pada bulan April 2003 yang baru lalu di Belo Horizonte, Brasil. Tidak salah lagi kalau John W. Amstrong, pelopor urin terapit zaman modern dari Inggris, menyebut air seni sebagai The Water of Life. Koen van de Kroon, pakar terapi urin terkenal dari Belanda menyebutnya sebagai The Golden Fountain, dan Dewa Shiwa dari India, 5000 tahun yang lalu sudah menamakannya The Holy Water! Terapi auto urin sejak 5000 tahun yang lalu sampai sekarang masih tetap eksis dan tetap digunakan dalam penobatan. Hal ini membuktikkan bahwa air seni itu bermanfaatan dan berkhasiat sebagai pengobatan komplementer dan alternatif, dan sudah diakui di seluruh dunia. Sedangkan minyak kelapa atau kelentik, Dr. Bruce Fife mengatakan dalam bukunya, bahwa ia adalah obat penyembuh yang ajaib dan termurah di dunia ini!
Jakarta, 09 Juli 2003
Iwan. T. Budiarso, DVM., M.Sc., Ph. D., APU
Ahli Patologi dan Terapi urin
Bagian Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara
Alamat kerespondensi:
Tm. Wijayakusuma D/ 10
Cilandak, Jakarta Selatan 12430
Telpon 789-1822
Tuesday, October 03, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
saya meiliana.
sudah banyak artikel mengenai khasiat air kelapa muda atau degan sebagai penawar racun, tapi saya masih belum mendapat infotentang kandungan yang dapat menawarkan racun dalam tubuh.
apa anda memiliki info mengenai hal itu atau penelitian terkait?
Post a Comment